Kamis, 06 September 2018


1. AIR TERJUN SELOGIRI

Nama lain Air Terjun Selogiri juga dikenal sebagai Grojogan Melati.  Air terjun ini mempunyai bebrapa buah air terjun yang berundak-undak dalam satu jalur dan letaknya berdekatan  satu sama lain (sekitar 100 m). Sedangkan satu buah air terjun letaknya terpisah.  Ketinggian air terjun ini rata-rata berkisar 10 m akan tetapi ada yang juga yang mencapai 30 m tingginya.





 Air terjun itu diantaranya : 

 1. Batu Anjlok

Letak Air Terjun Batu Anjlok berada di posisi paling bawah dari rangkaian sembilan air terjun di atas.  Air terjun ini memiliki ketinggian hanya sekitar 10 m. Debit airnya berbeda tergantung musim  dimana saat musim kemarau air yang mengalir tidak sebanyak di musim penghujan.   

2. Kedung Dandang

Letak Air Terjun Kedung Dandang berada di atas Air Terjun Batu Anjlok. Ketingginya tidakllah setinggi air terjun sebelumnya.  Di bawah kucuran airnya terdapat kolam penampungan yang cukup luas dan dapat digunakan untukmandi atau berendam.

3. Kedung Turuk

Konon nama ini diambil dari kata Turuk (maaf) yang dalam bahasa jawa berarti alat kelamin wanita. Hal ini dikarenakan bentuk dinding air terjun ini menyerupainya. Menurut masyarakat setempat kucuran airnya dapat dipakai untuk memijat.

4. Jurang Gandil

Air Terjun ini memiliki bentuk batu yang berundak-undak seperti tangga eskalator.  Tingginya sekitar 30 m. Untuk kesana dapat di tempuh dengan berjalan kaki ke arah hulu sekitar 15 menit dari Air Terjun Kedung Turuk.

Lokasi :

Terletak di Dusun Melati, Desa Keloran, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah.

Aksesbilitas :

Berjarak 14 km dari kota Wonogiri atau 7 km dari Pasar Krisak Selogiri.  Dari arah pusat kota Wonogiri arahkan kendaraan ke arah Pasar Krisak. Dari Pasar Krisek tersebut ambil arah ke selatan ke Dusun Melati.  Kondisi jalan hingga ke dusun ini sudah beraspal baik dan dapat dialui kendaraan roda dua atau empat.

Sesampainya di Dusun Melati perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki sejauh 1,2 km melalui jalan setapak yang sudah di tata rapi oleh masyarakat setempat.  Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai air terjun pertama sekitar 15 menit




2. TELAGA CLAKET



Telaga Claket merupakan wisata yang terletak di Desa Sendang Ijo, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Tempatnya berada di dekat Bendungan Colo, bisa ditempuh selama 60 menit dari Solo. Kepopuleran tempat ini, bermula dari beberapa orang yang menyamakan Telaga Claket dengan Ranu Kumbolo di Semeru. Meski sama-sama cantik, sebenarnya tidak ada kemiripan antara keduanya.

Berada di bawah sebuah kaki perbukitan, Telaga Claket membentang selebar kurang lebih satu hektar. Perairan yang tenang menjadikannya sebagai favorit wisatawan yang mencari ketenangan. Bukan hanya wisata air saja, di tempat ini juga terdapat peternakan kambing serta kolam yang digunakan untuk membudidayakan ikan lele. Benar-benar objek wisata lengkap untuk liburan bersama keluarga atau sahabat. Karena masih sepi, tentu saja banyak tempat yang bisa dijadikan lokasi foto. Dari beberapa spot, jembatan di atas telaga selalu ramai didatangi pecinta selfie. 

Kerennya lagi, Telaga Claket juga menyediakan beragam pernak-pernik serta ornamen bambu seperti saung dan gethek, untuk memuaskan wisatawan yang doyan fotoTidak hanya memiliki spot cantik untuk foto, Telaga Claket juga memiliki tempat yang bisa dipakai piknik bersama keluarga. Ya, di pinggiran telaga sudah tersedia banyak gubuk, silakan berteduh di sna dan  menikmati makanan. Beberapa kedai menjual menu enak mulai dari mie ayam hingga bakso. Jadi, tidak perlu lagi takut kelaparan. Nah, kamu yang suka liburan ramai-ramai bisa mengelar outbound di sini. Di dekatnya juga ada sebuah puncak bukit. Hanya perlu jalan kaki, pengunjung akan menikmati pemandangan telaga dari sudut lain. Warga sekitar sudah memberikan nama untuk bukit ini. Ialah Bukit Widodari, begitu sempurna dikunjungi menjelang senja


Di dekatnya juga ada sebuah puncak bukit. Hanya perlu jalan kaki, pengunjung akan menikmati pemandangan telaga dari sudut lain. Warga sekitar sudah memberikan nama untuk bukit ini. Ialah Bukit Widodari, begitu sempurna dikunjungi menjelang senja

3. WISATA SPIRITUAL SELOGIRI

Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, kaya potensi objek wisata spiritual dan petilasan bernilai historis dan heroik. Itu berasal dari zaman kerajaan dan revolusi pra kemerdekaan Republik Indonesia.
TUGU PENYIMPANAN PUSAKA

TUGU PENYIMPANAN PUSAKA
  
Banyak wisata spiritual yang ada di selogiri. Di sini ada beberapa petilasan pertapaan tokoh sejarah yang diyakini memiliki daya gaib. Juga ada makam leluhur dinasti Mangkunegaran yang diziarahi kerabat, keturunan, dan masyarakat spiritual berbagai daerah. Ada pula Monumen Batu Gilang Nglaroh dan Tugu Monumen Penyimpanan Pusaka.

Obyek wisata spiritual tersebut berada di
Sendang Siwani, tempat pertapaan Raden Mas (RM) Said atau Pangeran Sambernyawa ketika menerima wangsit yang membangkitkan keberanian bertempur melawan Belanda.  Tempat itu berupa sendang (sumber air) yang sampai kini dikunjungi banyak orang dari berbagai daerah, terutama setiap malam Selasa dan Jumat.

Juga ada
Sendang Sinangka dan Tretes, yang merupakan petilasan pertapaan Pangeran Sambernyawa. Sampai sekarang pun masih didatangi banyak tokoh spiritual untuk menjalani laku prihatin guna menggapai wahyu, derajat, dan kemuliaan.

Masih ada pula makam para leluhur yang sering diziarahi dan untuk laku spiritual. Yakni, makam istri dan ibu Pangeran Sambernyawa di Gunung Wijil dan Keblokan, Sendangijo. Makam Patih Kudanawarsa dan makam mertua Pangeran Sambernyawa, Kiai Kasan Nuriman, di Desa Pule.

Ada pula obyek wisata spiritual yang berkaitan dengan sejarah. Itu antara lain di monumen batu gilang di Nglaroh. Tempat itu diyakini sebagai lokasi kali pertama Pangeran Sambernyawa mendirikan embrio pemerintahan dan mengatur siasat perang gerilya yang populer disebut Perang Sambernyawan.
Juga ada Monumen Tugu Penyimpanan Pusaka andalan Pangeran Sambernyawa di depan Kantor Kecamatan Selogiri.


Sumber : http://wiki-wisata.blogspot.com/2014/08/obyek-wisata-spiritual-selogiri-wonogiri.html




PRASASTI WATU GILANG NGLAROH

 Lokasi : Dusun Nglaroh, Desa Pule, Kec. Selogiri

Waktu Tempuh : ± 1/2 jam dari pusat kota Wonogiri.

Potensi : - Wisata Ritual dan Ziarah Leluhur
Peluang pengembangan : - Pembuatan tanda arah menuju lokasi.

Prasasti Nglaroh, yang terletak di dusun Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah adalah sebuah batu yang diyakini merupakan petilasan Raden Mas Said atau KGPAH Mangkunegara I atau dikenal juga sebagai Pangeran Samber Nyawa. Dulu, wilayah yang kemudian hari dinamakan Wonogiri ini merupakan basis perjuangan Raden Mas Said beserta pengikutnya dalam mengobarkan perjuangan melawan Belanda. 

Pada awal ditemukannya prasasti ini, tidak ada yang menyangka bahwa ini adalah peninggalan Raden Mas Said. Namun ada salah seorang warga yang mencoba memindahkan batu ini jauh. tetapi keesokan harinya batu ini kembali lagi. Di tempat ini, menurut juru kuncinya (Pak Topo) Prasasti Nglaroh merupakan embrio tempat terbentuknya pemerintahan kabupaten Wonogiri. Diriwayatkan bahwa batu ini dulunya mnerupakan tempat duduk Raden Mas Said (Pangeran Samber Nyowo) pada saat memimpin perang melawan penjajahan Belanda. Pangeran Samber Nyowo bersama pamannya, Khasan Nuriman ini menyusun strategi perang dengan mantap dan matang di tempat ini. Terbukti bahwa di batu gilang ini ada bulatan-bulatan kecil berjumlah 5 yang digunakan sebagai patokan dalam menentukan hari sesuai hitungan jawa (Pahing,Pon, Wage, Kliwon, legi). Di belakang prasasti ini ada sebuah sumur yang dinamai sendang drajat. Konon katanya pada zaman dahulu jika ada orang ingin mendapatkan kedudukan, sukses dalam kehidupan, pasti mengambil air di tempat ini untuk diminum. Juga pada saat ada resepsi siraman bagi yang akan melaksanakan akad nikah, sebagian air yangh diguinakan untuk mandi calon pengantin diambilkan dari sendang drajat ini. Di Prasasti nglaroh ini setiap tanggal 1 Muharrom sering didatangi warga dan bahkjan selalu menjadi tempat utama dalam perayaan 1 Sura. Kadang ada pertunjukan wayang kulit. Orang-orang kraton Surakarta pun juga sering mendatangi prasasti nglaroh ini dalam melakukan ritual tahunan. Prasasti Nglaroh sekarang ini telah direnovasi dan berkat dukungan warga setempat serta dana dari pemnerintah kabupaten Wonogiri.





 SENDANG SINANGKA



Sendang Sinangka yang berlokasi di timur laut Desa Keloran, Kecamatan Selogiri, Wonogiri. Merupakan pelindung bagi kawula alit (Rakyat kecil) yang hidupnya tertindas. Untuk itu jika peziarah membasuh muka dengan air sendang, dipercaya akan awet muda dan hidupnya kembali bergairah dalam menatap masa depan. Hal ini diutarakan, Mulyanto Skar, ketua Paguyuban Sendang Sinongko kepada MR belum lama ini.


Sendang tersebut berjarak 2 kilometer dari pasar Krisak, arah ke selatan. Kalau menempuh perjalanan dengan memakai sepeda motor atau mobil, kurang lebih memakan waktu 5 menit. Diyakini, begitu orang sampai disana akan dirasakan suasana begitu damai, tentram dan teduh ,karena memang tempat tersebut penuh pepohonan, pohon beringin pohon duwet dan juga pohon bulu yang begitu rindang mengayomi tempat itu.


Sendang Sinagka merupakan nama yang di berikan Raden Mas Said atau Pangeran Samber Nyawa pendiri dinasti mangkunegaran yang bergelar KGPAA Mangkunegara I.

Konon saat menginjakan kaki di tempat itu, RM Said beserta pengikutnya yang baru turun dari goa Sitretes, merasakan lapar dan dahaga yang luar biasa. Tanpa di sangka ditepi sebuah sendang(danau kecil) ada buah nagka yang tergeletak dengan aroma harum menyengat. Setelah dipegang, ternyata buah tersebut sudah masak RM Said alias Pangeran Samber Nyawa beserta pengikutnya semakin penasaran ingin segera memakan buah tersebut.

Tetapi buah nangka tersebut tidak bisa di belah dengan senjata apapun. Untuk itu dengan kekuatan spiritualnya Pangeran Samber Nyawa memohon petunjuk Illahi. Ia segera mengambil air wudhu dan sembahyang. Sejenak kemudian,ia mendapat petunjuk dari Tuhan, dimana nagka tersebut bisa di belah dengan senjata, asalkan senjatanaya diasah dulu dengan sebuah batu yang terletak tidak begitu jauh dari tempat tersebut.

Benar yang terjadi, setelah senjata ditajamkan dibatu besar , nangka bisa dibelah dan dimakan Pangeran Samber Nyawa beserta pengikutnya. Sehingga sampai sekarang batu itu dinamakan Watu Kosek(batu pengasah)dan tempat tersebut dinamakan Sendang Sinangka. Berbulan-bulan RM Said bertafakur di Sendang Sinagka, karena di tempat tersebut ia menemukan ketentraman hati dan juga watu kosek tersebut mempunyai aura ( kekuatan gaib.

Selanjutnya, setiap senjata yang diasah di tempat tersebut akan luar biasa kekuatanya, bahkan tidak hanya mempertajam senjata, tapi juga mempertajam filling dan sampai sekarang banyak pelajar, mahasiswa, maupun pejabat yang berziarah ke watu kosek di area sendang sinangka.



Sumber : http://bimasinatribloka11.blogspot.com/2014/08/sendang-sinangka-pelindung-kawula-alit.html


SENDANG SIWANI




Salah satu petilasan yang terkenal mempunyai aura mistis adalah Sendang Siwani. Sendang Siwani terletak di Desa Singodutan Kecamatan Selogiri.

Dikisahkan jaman dahulu masa perjuangan Pangeran Sambernyawa dalam mengobarkan perang gerilya melawan VOC Belanda yang menjajah rakyat pribumi, selain meraih kemenangan juga tidak luput dari kekalahan. Suatu waktu, Pangeran Sambernyawa terdesak oleh pasukan Belanda sampai akhirnya bergerak ke arah selatan dari keraton Surakarta. Pangeran Sambernyawa bersama pasukannya sampai suatu tempat di wilayah Nglaroh, sekarang masuk wilayah Selogiri.


Di kala itu, Pangeran Sambernyawa dan pasukannya dalam kondisi lelah dan mental yang rapuh karena dikejar pasukan Belanda. Di tempat ini,  beristirahatlah Pangeran Sambernyawa sambil mengatur strategi perang yang akan dihadapi kelak. Setelah beberapa hari, Pangeran Sambernyawa melanjutkan perjalanan yang akhirnya sampai di sebuah tempat di tepi sendang yang sangat jernih airnya.

Di pinggir sendang ini, Pangeran Sambernyawa bersemadi seraya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa mohon petunjuk situasi yang sedang dihadapi.
Pada suatu waktu, dalam semadinya Pangeran Sambernyawa dikejutkan oleh suara perkelahian dua ekor kerbau. Satu kerbau masih muda dan lawannya seekor kerbau yang besar dan kelihatan kuat.

Kerbau muda terdesak oleh serudukan kerbau besar hingga tanduknya patah. Kerbau muda  yang kalah tadi berlari menuju sendang lalu minum airnya.
Anehnya setelah keluar dari sendang, kerbau muda tadi pulih lagi kekuatannya dan timbullah keberanian untuk berkelahi lagi dengan lawannya.

Sungguh ajaib, kerbau muda seakan mendapat kekuatan baru dan mampu melanjutkan perlawanan dengan musuhnya. Dan akhirnya kerbau muda mengalahkan kerbau musuhnya itu hingga tidak berdaya.

Melihat peristiwa itu, Pangeran Sambernyawa meyakini bahwa air dari sendang itu memiliki tuah sebagai pembangkit semangat dan kekuatan yang dahsyat.
Pangeran Sambernyawa kemudian menemui prajuritnya dan meminta untuk meminum air sendang sebagai spirit pembangkit kekuatan melawan VOC Belanda.


Dalam sejarah tercatat bahwa perang gerilya Pangeran Sambernyawa berakhir dengan kemenangan.

Berdasarkan peristiwa itu, Sendang  ini kemudian diberi nama Sendang Siwani, yang memiliki arti pembangkit keberanian.

Saat ini Sendang Siwani masih dianggap sebagai tempat untuk memperoleh keberkahan. Banyak warga berkunjung untuk laku tirakat maupun hanya ingin melihat petilasan ini.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar